Kapan pandemi akan berakhir?


Foto dimodifikasi dari freepik.com



Pertanyaan ini saya yakin ditanyakan oleh semua orang, baik secara terang-terangan atau pun cuma menggumam dalam hati saja. Akhir dari pandemi adalah harapan kita semua. Namun, siapa yang benar-benar bisa menjawab pertanyaan ini? Para sejarawan mencoba menjawabnya


Salah satu artikel yang saya baca menjelaskan bahwa pandemi ini memiliki akhir dalam dua perspektif. Pertama, berakhir secara sosial. Orang-orang akan sampai pada titik jenuh untuk dibatasi ruang geraknya. Di beberapa negara, hal ini sudah terjadi, dimana orang-orang sudah tidak mau lagi tinggal dirumah dan memilih untuk beraktifitas seperti biasa. Pertimbangan pemerintah untuk membuka pembatasan sosial juga banyak dipengaruhi dinamika "berakhir sosial" ini, orang ingin bekerja untuk mendapatkan uang membiayai hidupnya dan keluarga. Dalam masa pandemi, kebijakan lebih dipengaruhi oleh hal ini bukan data medis dan kesehatan masyarakat (Brandt, 2020)


Kedua, berakhir secara medis. Akhir secara medis ini bisa dibilang adalah ketika insiden dan tingkat kematian surut. Jika kita menilik statistik kesehatan, saat ini tiap negara mengalami potret yang berbeda dimana ada negara yang angkanya sudah melandai, ada yang sudah melantai, namun masih ada yang lucu-lucunya menanjak seperti Indonesia. Secara medis, para peneliti ahli masih terus mencari vaksin dan obat untuk mengendalikan virus ini, namun sejarah juga mengatakan bahwa penemuan vaksi dan obat adalah jalan panjang.


Jadi pertanyaan 'kapan berakhir' itu lebih pada dimensi sosial, dimana orang sudah merasa 'cukup' dengan pembatasan. Pandemi sudah berakhir secara sosial meski belum secara medis. Satu hal yang pasti adalah kemenangan akan diperoleh tidak secara instant. Secara sosial harapan kita hanya bertumpu pada pelaksanaan protokol kesehatan secara individu. Untuk itu semua pihak harus secara aktif agar edukasi tentang hal ini dapat diakses dengan gampang (termasuk membuat konten edukasi yang sederhana agar mudah dipahami).


Sembari beraktifitas dengan beragam ke-baru-an, kita berharap para ahli diberikan kesehatan agar bisa menemukan vaksin atau obat. Dengan kecanggihan teknologi sekarang, kita tidak asal optimis bahwa vaksin akan ditemukan. Saat yang sama, kita tetap memberikan input kepada pemerintah agar kebijakan yang diambil didasarkan pada evidence. Peran para begawan ilmuan/peneliti sosial saat ini sangat dibutuhkan. Ewako!

Comments

Popular posts from this blog

Sakralnya Gelar Professor dan Perlukah Desakralisasi?

TIDAK HARUS KE UNIVERSITAS

Merasakan Indonesia Timur di Belanda