Saya tidak mau berdamai dengan Covid19
gambar diambil dari freepik.com |
Berdamai itu seperti apa? jika dalam konteks kita berkonflik atau berperang maka secara sederhana makna berdamai itu adalah kedua belah pihak bersepakat untuk tidak saling serang. Menurut KBBI, perdamaian adalah penghentian permusuhan/perselisihan. Damai dalam artian lain adalah kondisi dimana ketiadaan konflik, kondisi aman, tenteram, tenang, rukun.
Kita diajak berdamai dengan covid19, artinya ada 2 pihak; kita dan covid19. apakah kontek perdamaian perang/konflik lebih pas untuk memaknai himbuan perdamaian dengan covid ini atau dalam makna kondisi aman, tenang dan rukun. Jika ada 2 pihak, maka yang paling relevan adalah konteks dua belah pihak berkonflik. Toh selama ini ramai narasi "perang melawan covid19".
Jika berdamai dalam konteks perang, maka kedua belah pihak dituntut untuk melakukan sesuatu agar kondisi damai bisa terwujud. Bisakah kita bernegosiasi dengan virus covid19 ini agar dia melakukan sesuatu agar kita bisa berdamai? Rasanya tidak mungkin. Mereka akan tetap menjadi virus dan bisa menginfeksi siapa saja, mereka tetap menyerang kita. Artinya, kita tidak sedang berdamai dengan mereka (covid19).
Daripada berdamai, saya lebih memilih untuk berjuang mengontrol mereka. Ada 2 hal penting dalam perjuangan ini. Pertama, kita perkuat imun tubuh kita, laksanakan seluruh protokol kesehatan secara ketat secar terus menerus. dan kedua, virus ini kita jadikan aliansi kita. Mereka harus bisa kita kontrol. Jika mereka dulu serupa preman kampung, maka kita pelajari mereka dan suatu saat kita masukkan mereka dalam kontrol kita lalu kita jadikan mereka support sistem keamanan kampung. Saya yakin dan percaya, para ahli virus ini sedang bekerja untuk mempelajari virus ini dan suatu saat virus ini pasti akan di kontrol.
Jadi, kenapa berdamai? terus berjuang!
Comments
Post a Comment